Tuesday, July 7, 2015

Huruf Pertama Untuk Bapak

Ketika aku menulis puisi ini, jemariku terasa kaku
Otak kanan dan kiri ku bekerja sama mencerna, mencari, dan berpacu
 Namun, tak satu kata pun yang berhasil muncul dalam satu jam kemudian pada lembar kertas ini
Apakah ada yang salah dengan kata “Bapak”?
Lagi dan lagi, aku terus mencari.
Apa kata yang tepat untuk menggambarkan seorang “Bapak”?
Lagi dan lagi, emosiku mulai hadir dan beradu argumen dengan hati.
Untuk orang yang selalu menjadi kaki, tangan, tubuh kedua kita,
Kenapa begitu susah untuk sekedar mencari huruf pertama?

Yang aku tahu, bapakku adalah orang yang melulu memintaku untuk tak telat makan
Bapakku adalah orang yang pukul sepuluh malam bangun dari tidurnya ketika aku mengatakan,
“Pak, lapar sekali perut anakmu ini”
Kemudian, ia mengayuh sepedanya untuk pergi ke warung 24 jam

Yang aku tahu, bapakku adalah orang yang membuatku menjadi seorang sarjana
Susah payah ia bekerja, pagi, siang, dan malam
Hingga melawan batuk serta merta berdarah demi melangkahkan kakiku di bangku kuliah

Yang aku tahu, bapakku adalah pahlawan
Bukan Soekarno, bukan Diponegoro
Bapakku adalah bapakku
Yang merengkuhku, memeluk, dan menggendong agar aku tetap merasa aman

Lantas, kenapa segalanya menjadi rancu ketika aku memikirkan huruf pertama untuk bapak?
Ya, aku tahu.
Sebab, aku terlalu pengecut

Nyaliku menciut tiap kali ingin katakan, “Aku sayang bapak”
Ada ego dalam diriku yang untuk berterima kasih pun aku enggan
Pak, sepertinya aku telah hidup pada zaman orang kebanyakan
Aku telah hidup pada zaman para penganut egoisme berkeliaran
Aku, memendam gengsi dan tak tahu diri

Dengan beribu maaf yang hanya mampu aku ucapkan dalam hati,
Maka, huruf pertama untuk bapak adalah,

Aku yang tak tahu diri. 

No comments:

Post a Comment