Wednesday, March 13, 2013

Senja


“Bu, cinta itu apa?” tanya ku di sela senja.

“Cinta adalah istimewa.  Istimewa seperti berlian yang kilaunya saja harus di jaga. Tidak boleh berkarat walaupun ada masanya akan terjadi.  Mahal dan harus tepat. Memangnya mengapa ?”  jawab Ibu ku tegas.

“Aku masih tidak mengerti, Bu. Bisakah ajarkan aku dengan rinci ?”

“Begini, Nak. Cinta itu berkaitan dengan perasaan. Saling mengerti, memahami, menyayangi. Kau tahu pelangi, bukan ? Terkadang datang seusai hujan. Tapi tidak pasti. Semacam pancaroba. Pelangi terlihat begitu indah dan memukau. Mereka elok dengan berbagai warna walaupun kadang tak lengkap. Sama seperti cinta yang datang semau mereka. Egois memang, tapi sempurna. Cinta datang tanpa bisa di tebak menitnya. Tapi sekali dia datang, kau pasti terpana. Mereka memberikanmu keajaiban dan kebahagiaan. Bahkan dari hal kecil sekalipun. Tapi, Nak, kau pasti tahu bahwa pelangi juga akan redup dan hilang. Sama seperti cinta. Mengapa ? Karena memang fana ini bukan tempat untuk abadi”

“Tapi, Bu. Bukankah cinta tidak selalu indah ? Cinta juga punya sisi buruknya bukan?”

“Betul sekali. Semuanya proporsional. Tidak hanya keindahan. Ada rotasi di mana cinta seperti pelangi. Tapi ada kalanya juga cinta seperti petir. Menyambar, menakutkan. Kita harus siap berkorban dan kehilangan. Terutama merelakan. Nak, yang paling penting dalam cinta adalah memahami. Paham dengan kebahagiaan dan paham dengan kesedihan.  Kalau kau mencintai seseorang, ajaklah dia terbang. Melihat apa saja yang indah. Bangun rumah kalian bersama. Jangan hanya seorang. Berbagilah dan pikirkan bersama. Juga waspada dengan apa saja yang bisa menghancurkan kalian. Jaga baik-baik dan pertahankan. Jangan malah ajak dia terbang kemudian kau jatuhkan. Itu yang membuat cinta menjadi gagal dan menyakitkan. Kau paham ?”

“Ya, Bu. Cinta memang istimewa, berlian, pelangi dan petir. Terima kasih, Bu” jawabku puas.

Hm.. Percakapan penutup senja kali ini berkenalan dengan apa itu cinta. Semoga saja, sekalipun ada petir yang menyambar kisahku nanti, pelangi akan tetap membuat ku tegar dan berlian membantu ku bersinar kembali.  Terima kasih, Cinta. Terima kasih, Senja.