Ada rasa sesak saat pembicaraan ini dimulai. Sesuatu yang saat ini menjadi sakral untuk ku sebut.
Membilang kita.
Lagi-lagi perihal kita.
Perjalanan yang tak kunjung usai, namun telah pada puncak.
Dulu, kau sebut mawar berwarna merah.
Kau bercerita betapa indahnya mawar itu walaupun ia memiliki duri yang bisa membuatmu terluka.
Dulu, kau sebut kita adalah pemilik semesta.
Kau bercerita betapa bahagianya menjadi pemilik semesta dan membaginya denganku.
Dulu, kau sebut memoriam senja yang paling dahsyat.
Kau bercerita betapa bangganya menikmati senja hanya bersamaku.
Namun, bukankah bumi masih berotasi ?
Tentu saja semua bisa berubah bukan ?
Sayang,
Perjalan yang silih berganti ini membuat kau lupa akan dermagamu.
Tempat akhirmu untuk berlabuh.
Aku tak mengenal lagi mana mawar merah.
Yang aku tahu, betapapun merona bunga mawar, tetap saja ia memiliki duri.
Perlu waspada agar tidak tersakiti.
Aku tak mengenal lagi semesta hanya milik kita berdua.
Seperti yang terjadi saat ini. Bukankah kau sedang asyik membagi semesta ini dengan berbagai hal yang membuatmu lupa bahwa 'aku masih disini' ?
Tentu saja aku juga tak mengenal lagi apa itu senja
Semuanya terlihat abu-abu. Ketidak jelasan yang penuh ambigu
Sayang,
Bukankah janji adalah janji ?
Setidaknya kau perlu sedikit berhati-hati pada tiap kata yang kau ucapkan per tiap detiknya
Satu kata salah, hancur sudah rangkaian kata yang telah kau rajut
Sayang,
Membilang kita tepat pada di puncak
Masih ingatkah kau pada jalan pulang menuju dermagamu ?
Kalau Tuhan benar-benar memulihkan ingatanmu, aku bersyukur
Ternyata Tuhan tidak membiarkanmu menjadi pendusta
Tetapi bila Tuhan memberi takdir untuk membuatmu lupa, aku bisa apa ?
Mungkin aku perlu berserah. Sedikit demi sedikit memperbaiki sendiri apa yang telah pudar.
Menata kembali apa yang pernah kita buat
Dan seperti yang pernah kau katakan pula
Kau menyerupai udara. Kalau memang benar, seharusnya aku masih tetap bisa merasakannya pada tiap-tiap helaan nafas yang terhembus.
Saturday, November 2, 2013
Wednesday, October 16, 2013
Bertemu "Joseph Theodorus Wulianadi"
Kalian pasti mengenal "JOGER" bukan ?
Tepat pada hari Minggu, 13 Oktober 2013, saya bertemu dengan seseorang yang luar biasa ini. Namanya "Joseph Theodorus Wulianadi". Pemilik sah, pembangun fondasi awal JOGER.
Hari Minggu itu kebetulan saya sedang berada di daerah Bali dan memang berniat mengunjungi Joger. Entah mungkin ini yang dinamakan "bejo", kebetulan sekali ada Bapak Joseph Theodorus Wulianadi tersebut. Awal bertemu, ia terlihat sedang meramal seorang pelanggan. Saya tertarik. Caranya bukan seperti orang meramal, tetapi seperti orang sedang memberikan motivasi yang membangkitkan semangat. Iseng, saya minta berfoto bersama bapak Joger tersebut.
"Kalo foto sama saya jempolnya harus begini..." katanya.
Orangnya ramah sekali. Terlihat jelas kenapa beliau bisa membuat kata-kata sebegitu menariknya dan lucu.Ayah saya tiba-tiba bilang, "Makasih ya, Pak sudah mau foto dengan anak saya. Ini loh bingung mau nerusin kuliah dimana". Haha saya cuma bisa diam dan menahan tawa. Tiba-tiba juga bapak Joger ini menyuruh saya duduk. Seperti di hipnotis juga sebenarnya. Beliau bilang, "Kenapa harus bingung? Setiap orang kan punya pilihan dan bakat masing-masing."
Beliau meminta saya memejamkan mata. Menarik nafas perlahan. Persis seperti dihipnotis. Tapi jujur, rasanya saat itu memang tenang. Benar-benar damai.
"Coba fokus. Tenang sebentar. Lalu pikirkan apa yang ingin kamu capai. Kamu cantik, kamu pintar, kamu baik. Anak cantik tidak boleh bingung.Kalau kamu suka terhadap sesuatu, lakukan saja. Berusaha sebaik mungkin."
Sebenarnya saya kurang fokus waktu itu. Sedikit menahan tawa. Sambil memikirkan apa yang saya capai, seperti ada telepati, bapak Joger ini tau apa yang saya inginkan.
"Kamu cuma ragu. Sebenarnya kamu bisa. Tuhan itu baik. Tuhan tidak akan membuat hambaNya merasa gagal. Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita semua dengan caranya sendiri."
Iya, saya ragu. Terutama dengan masa depan.
"Coba buka mata pelan-pelan. Sudah lega?"
Iya, rasanya benar-benar lega. Sungguh. Penuh optimisme. Ternyata bapak ini benar-benar motivator yang hebat. Jelas saja beliau sukses. Dengan kerendahan hatinya, beliau mau membaur dengan pelanggan setianya, dengan siapa saja.
"Saya punya kenalan. Dia pengen masuk jurusan Matematika. Tapi dia takut. Dia tidak suka berhitung. Ada juga lagi. Dia pengen masuk jurusan bahasa Inggris. Tapi dia takut. Karena banyak istilah asingnya. Lalu kalau perasaan 'takut' terus merajalela, bagaimana bisa berjalan dengan baik?" katanya.
"Lawan apa yang membuat kamu takut. Itu kunci utama."
Ada perasaan bangga dan entah kenapa bisa menjadi "super semangat" seperti ini setelah bertemu dengan Bapak Joger. Senyum Bapak Joger, cara dia berbicara, menggambarkan bahwa beliau benar-benar orang yang hebat.
Untuk teman-teman semua, ayo kita berusaha dan berjuang bersama-sama. Waktu kita tidak banyak. Motivasi dari Bapak Joger ini untuk kita semua. Semangat teman-teman seperjuangan !
Terima kasih, Bapak Joseph Theodorus Wulianadi ! :)
Belumt tahu cerita Bapak Joseph Theodorus W ?
Check it out :
http://kisahsukses.info/kisah-sukses-joseph-theodorus-wulianadi-sang-mr-joger-bali.html
http://true-success-story.blogspot.com/2008/07/joseph-theodorus-wulianadi-mr-joger.html
Tepat pada hari Minggu, 13 Oktober 2013, saya bertemu dengan seseorang yang luar biasa ini. Namanya "Joseph Theodorus Wulianadi". Pemilik sah, pembangun fondasi awal JOGER.
Hari Minggu itu kebetulan saya sedang berada di daerah Bali dan memang berniat mengunjungi Joger. Entah mungkin ini yang dinamakan "bejo", kebetulan sekali ada Bapak Joseph Theodorus Wulianadi tersebut. Awal bertemu, ia terlihat sedang meramal seorang pelanggan. Saya tertarik. Caranya bukan seperti orang meramal, tetapi seperti orang sedang memberikan motivasi yang membangkitkan semangat. Iseng, saya minta berfoto bersama bapak Joger tersebut.
"Kalo foto sama saya jempolnya harus begini..." katanya.
Orangnya ramah sekali. Terlihat jelas kenapa beliau bisa membuat kata-kata sebegitu menariknya dan lucu.Ayah saya tiba-tiba bilang, "Makasih ya, Pak sudah mau foto dengan anak saya. Ini loh bingung mau nerusin kuliah dimana". Haha saya cuma bisa diam dan menahan tawa. Tiba-tiba juga bapak Joger ini menyuruh saya duduk. Seperti di hipnotis juga sebenarnya. Beliau bilang, "Kenapa harus bingung? Setiap orang kan punya pilihan dan bakat masing-masing."
Beliau meminta saya memejamkan mata. Menarik nafas perlahan. Persis seperti dihipnotis. Tapi jujur, rasanya saat itu memang tenang. Benar-benar damai.
"Coba fokus. Tenang sebentar. Lalu pikirkan apa yang ingin kamu capai. Kamu cantik, kamu pintar, kamu baik. Anak cantik tidak boleh bingung.Kalau kamu suka terhadap sesuatu, lakukan saja. Berusaha sebaik mungkin."
Sebenarnya saya kurang fokus waktu itu. Sedikit menahan tawa. Sambil memikirkan apa yang saya capai, seperti ada telepati, bapak Joger ini tau apa yang saya inginkan.
"Kamu cuma ragu. Sebenarnya kamu bisa. Tuhan itu baik. Tuhan tidak akan membuat hambaNya merasa gagal. Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita semua dengan caranya sendiri."
Iya, saya ragu. Terutama dengan masa depan.
"Coba buka mata pelan-pelan. Sudah lega?"
Iya, rasanya benar-benar lega. Sungguh. Penuh optimisme. Ternyata bapak ini benar-benar motivator yang hebat. Jelas saja beliau sukses. Dengan kerendahan hatinya, beliau mau membaur dengan pelanggan setianya, dengan siapa saja.
"Saya punya kenalan. Dia pengen masuk jurusan Matematika. Tapi dia takut. Dia tidak suka berhitung. Ada juga lagi. Dia pengen masuk jurusan bahasa Inggris. Tapi dia takut. Karena banyak istilah asingnya. Lalu kalau perasaan 'takut' terus merajalela, bagaimana bisa berjalan dengan baik?" katanya.
"Lawan apa yang membuat kamu takut. Itu kunci utama."
Ada perasaan bangga dan entah kenapa bisa menjadi "super semangat" seperti ini setelah bertemu dengan Bapak Joger. Senyum Bapak Joger, cara dia berbicara, menggambarkan bahwa beliau benar-benar orang yang hebat.
Untuk teman-teman semua, ayo kita berusaha dan berjuang bersama-sama. Waktu kita tidak banyak. Motivasi dari Bapak Joger ini untuk kita semua. Semangat teman-teman seperjuangan !
Terima kasih, Bapak Joseph Theodorus Wulianadi ! :)
Belumt tahu cerita Bapak Joseph Theodorus W ?
Check it out :
http://kisahsukses.info/kisah-sukses-joseph-theodorus-wulianadi-sang-mr-joger-bali.html
http://true-success-story.blogspot.com/2008/07/joseph-theodorus-wulianadi-mr-joger.html
Friday, September 13, 2013
Tanda Titik .
Tuhan mencoba menenangkan ku lewat hembusan angin yang menghampiri
Syahdu, tentram, dan tenang
Angin itu berbisik, "Tenanglah, bersabar dengan baik. Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang indah untukmu"
Aku tersenyum
Mengingat beberapa hari terakhir, aku di penuhi ketidak jelasan
Sosok kamu yang tiba-tiba mampir sambil menyuguhkanku sejenis tawa dan kebahagiaan
Canda mu yang selalu membuat ku candu
Hingga pada akhirnya, aku tahu
Itu bukan murni untukku
Aku terlalu terbuai pada senyum manismu
Ya, sangat manis. Hingga nyali ku pun ciut kau dekati
Namun sekali lagi, itu bukan murni untukku
Teruntuk kamu,
Jangan enggan pergi kalau kau memang tak setulus tawamu
Aku pada puncak lelahku
Berhentilah, aku tak apa
Pergilah, aku tak apa
Terima kasih sudah hadir
Terima kasih untuk kekecewaan yang begitu pahit ini
Sekarang,
Tepat pada malam ini,
Marilah kita beri tanda titik pada kalimat yang selama ini kita rangkai .
Selesai
Syahdu, tentram, dan tenang
Angin itu berbisik, "Tenanglah, bersabar dengan baik. Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang indah untukmu"
Aku tersenyum
Mengingat beberapa hari terakhir, aku di penuhi ketidak jelasan
Sosok kamu yang tiba-tiba mampir sambil menyuguhkanku sejenis tawa dan kebahagiaan
Canda mu yang selalu membuat ku candu
Hingga pada akhirnya, aku tahu
Itu bukan murni untukku
Aku terlalu terbuai pada senyum manismu
Ya, sangat manis. Hingga nyali ku pun ciut kau dekati
Namun sekali lagi, itu bukan murni untukku
Teruntuk kamu,
Jangan enggan pergi kalau kau memang tak setulus tawamu
Aku pada puncak lelahku
Berhentilah, aku tak apa
Pergilah, aku tak apa
Terima kasih sudah hadir
Terima kasih untuk kekecewaan yang begitu pahit ini
Sekarang,
Tepat pada malam ini,
Marilah kita beri tanda titik pada kalimat yang selama ini kita rangkai .
Selesai
Wednesday, August 28, 2013
Terbaur Dalam Abjad Pertama
Halo kamu.
Huruf yang terbaur dalam abjad pertama namaku.
Mengingat tentang terhitungnya hari-hari ku yang mulai ber-aroma-kan kamu.
Aku sedikit candu.
Abu-abu mu membuat aku enggan menetap.
Namun segan pergi.
Aku belum paham benar,
Alasanmu menjadikan aku tempat favorit untuk sekedar singgah.
Padahal, lebih dari sekedar mau
Andai aku pucuk terakhirmu
Aku lupa
Pura-pura lupa
Ingin benar-benar lupa
Karena masih ada kupu-kupu lain yang bukan aku
Yang lebih pantas untuk kamu gumamkan
Yang warnanya lebih indah
Terang saja kalau kamu hanya mampir di tempatku.
Sekedar "andai" yang tetap menjadi "andai"
Boleh jadi namamu terbaur dalam abjad pertama nama ku
Tapi mungkin Tuhan membiarkannya hanya terbaur di batas itu
Tidak menjadi bauran awan dan langit dimana semesta membiarkannya menyatu
Teruntuk kamu,
Huruf yang terbaur dalam abjadi pertama namaku
Huruf yang terbaur dalam abjad pertama namaku.
Mengingat tentang terhitungnya hari-hari ku yang mulai ber-aroma-kan kamu.
Aku sedikit candu.
Abu-abu mu membuat aku enggan menetap.
Namun segan pergi.
Aku belum paham benar,
Alasanmu menjadikan aku tempat favorit untuk sekedar singgah.
Padahal, lebih dari sekedar mau
Andai aku pucuk terakhirmu
Aku lupa
Pura-pura lupa
Ingin benar-benar lupa
Karena masih ada kupu-kupu lain yang bukan aku
Yang lebih pantas untuk kamu gumamkan
Yang warnanya lebih indah
Terang saja kalau kamu hanya mampir di tempatku.
Sekedar "andai" yang tetap menjadi "andai"
Boleh jadi namamu terbaur dalam abjad pertama nama ku
Tapi mungkin Tuhan membiarkannya hanya terbaur di batas itu
Tidak menjadi bauran awan dan langit dimana semesta membiarkannya menyatu
Teruntuk kamu,
Huruf yang terbaur dalam abjadi pertama namaku
Monday, August 26, 2013
Warung Kopi Kamu
"Arep pesen nopo toh mas?"
"Kopi wae, mbak. Yang anget, yang nikmat, yang mantap nggih. Sekiranya yang bisa bikin tenang. Hehe"
"Walah, mas. Niki nggih warung kopi biasa. Kopinya ya sudah gitu-gitu saja rasanya."
"Mboten nopo-nopo lah, mbak. Pokoknya saya bisa kesini, bisa ngopi. Hehe"
:)
Seperti warung kopi,
Filosofi yang tepat untuk menggambarkan sosok kamu yang beberapa hari terakhir ini menjadi pembawa alasan saya untuk tersenyum.
Kamu datang hanya untuk mencium wangi kopi yang membuat pikiranmu tenang sesaat.
Kejenuhan yang membuatmu penat dan dari serta merta kehidupan yang membuatmu ingin mengumpat.
Aku seperti warung kopi kamu.
Tempat kamu berteduh. Singgah. Bersantai ria.
Kamu meletakkan secuil otak berlabel "Jenuh" di balkon depan warungku.
Kamu duduk seperti bernafas lega membuang sial. Bersandar, di tempatku.
Sayangnya, warung kopi saya bukan warung kopi kamu.
Ada saatnya kamu harus pergi.
Kembali pada kehidupanmu yang sebenarnya.
Kembali pada jengkal-jengkal aktivitas yang mungkin kamu cintai mungkin tidak
Pada akhirnya,
Momen kedatangan kamu pada warung kopi saya selalu saya nantikan.
Bisa kamu lihat betapa manisnya senyum saya ketika kamu datang.
Melebihi racikan kopi yang biasa saya buat.
Dan bisa kamu lihat pula,
betapa kaku nya senyum saya ketika kamu kembali pergi.
Bisa kah warung kopi saya menjadi sedikit bagian dari hidupmu ?
Atau kalau boleh, bisakah warung kopi saya menjadi warung kopi kamu ?
Jangan hanya singgah. Jangan hanya bersantai pada ku.
Mari berbagi, mari jadikan Warung Kopi Kita.
"Kopi wae, mbak. Yang anget, yang nikmat, yang mantap nggih. Sekiranya yang bisa bikin tenang. Hehe"
"Walah, mas. Niki nggih warung kopi biasa. Kopinya ya sudah gitu-gitu saja rasanya."
"Mboten nopo-nopo lah, mbak. Pokoknya saya bisa kesini, bisa ngopi. Hehe"
:)
Seperti warung kopi,
Filosofi yang tepat untuk menggambarkan sosok kamu yang beberapa hari terakhir ini menjadi pembawa alasan saya untuk tersenyum.
Kamu datang hanya untuk mencium wangi kopi yang membuat pikiranmu tenang sesaat.
Kejenuhan yang membuatmu penat dan dari serta merta kehidupan yang membuatmu ingin mengumpat.
Aku seperti warung kopi kamu.
Tempat kamu berteduh. Singgah. Bersantai ria.
Kamu meletakkan secuil otak berlabel "Jenuh" di balkon depan warungku.
Kamu duduk seperti bernafas lega membuang sial. Bersandar, di tempatku.
Sayangnya, warung kopi saya bukan warung kopi kamu.
Ada saatnya kamu harus pergi.
Kembali pada kehidupanmu yang sebenarnya.
Kembali pada jengkal-jengkal aktivitas yang mungkin kamu cintai mungkin tidak
Pada akhirnya,
Momen kedatangan kamu pada warung kopi saya selalu saya nantikan.
Bisa kamu lihat betapa manisnya senyum saya ketika kamu datang.
Melebihi racikan kopi yang biasa saya buat.
Dan bisa kamu lihat pula,
betapa kaku nya senyum saya ketika kamu kembali pergi.
Bisa kah warung kopi saya menjadi sedikit bagian dari hidupmu ?
Atau kalau boleh, bisakah warung kopi saya menjadi warung kopi kamu ?
Jangan hanya singgah. Jangan hanya bersantai pada ku.
Mari berbagi, mari jadikan Warung Kopi Kita.
Tuesday, July 2, 2013
Takut
awalnya, kobaran api membara
merah, panas, tapi aku ada
tenang sejenak melepas tawa
tiba-tiba,
genderang penuh kuda putih berkeliaran
dia ada di bawahnya
sedangkan aku tergelincir lebih dulu
jatuh, terhempas dengan cap memilukan
perjuangan melawan serbuan mereka
mereka entah apa yang membuat ketakutan itu muncul
akhir, mungkin itu akhir
semua terasa berat
memenuhi syaraf di ujung kepala
beban yang teramat berusaha untuk menjatuhkan
hingga saat ini
aku tergelak,
membuka mata
mungkin, Tuhan mencoba mengingatkan ku
merah, panas, tapi aku ada
tenang sejenak melepas tawa
tiba-tiba,
genderang penuh kuda putih berkeliaran
dia ada di bawahnya
sedangkan aku tergelincir lebih dulu
jatuh, terhempas dengan cap memilukan
perjuangan melawan serbuan mereka
mereka entah apa yang membuat ketakutan itu muncul
akhir, mungkin itu akhir
semua terasa berat
memenuhi syaraf di ujung kepala
beban yang teramat berusaha untuk menjatuhkan
hingga saat ini
aku tergelak,
membuka mata
mungkin, Tuhan mencoba mengingatkan ku
Monday, April 29, 2013
Senja dan Pelangi
hai senja
lama tak jumpa sudah makin indah saja kau itu
bagaimana dengan temanmu pelangi ?
pancaroba ini membuatku sulit bertemu dengannya
sungguh rindu menengok warna-warna yang tak pernah gagal membuatku tersenyum itu
senja,
bisakah kau hadir lebih lama lagi ?
pelangi mungkin akan hadir kembali entah kapan
tentunya dengan spekulasi waktu yang tidak sebentar
apa iya kau akan meninggalkan ku juga ?
senja,
tolong sampaikan salamku pada pelangi
kenapa ia selalu datang dalam ketidak pastian ?
padahal aku selalu menantinya muncul dari berbagai pelosok langit
apa itu yang akan ia berikan untuk penggemar beratnya ini ?
senja,
tolong sampaikan salamku pada pelangi
aku tidak marah. tidak akan pernah bisa marah untuk semua keindahan yang sudah ia bagi denganku
aku hanya ingin menghabiskan tawa dan tangisku lebih lama lagi dengannya
senja,
tolong sampaikan salamku pada pelangi
akan selalu ada aku yang menanti
barangkali, pelangi berniat untuk membawaku pergi dengannya
dengan rela dan bahagia aku pasti setuju
senja,
bukan aku tak mengagumi mu
kau memang pesona langit yang indah
kau sahabat terbaik untuk segala celotehku
hanya saja,
aku mencintai pelangi.
Sunday, April 28, 2013
cinta bukan rutinitas
cinta bukan rutinitas.
rutininitas sekedar ucap selamat pagi dan mendoakan supaya hari-harinya tetap indah.
rutinitas dalam mengucapkan, "aku sayang kamu"
rutinitas untuk tetap berada di sampingnya dan menemaninya
rutinitas kamu yang harus tetap tersenyum tenang dan mengalah pada sebuah permasalahan
rutinitas selalu mengucapkan selamat malam. berharap untuk bermimpi indah
semestinya, cinta itu tulus.
melakukan apapun dari hati. bukan sebagai kebiasaan.
Wednesday, March 13, 2013
Senja
“Bu, cinta
itu apa?” tanya ku di sela senja.
“Cinta
adalah istimewa. Istimewa seperti
berlian yang kilaunya saja harus di jaga. Tidak boleh berkarat walaupun ada
masanya akan terjadi. Mahal dan harus
tepat. Memangnya mengapa ?” jawab Ibu ku tegas.
“Aku masih
tidak mengerti, Bu. Bisakah ajarkan aku dengan rinci ?”
“Begini,
Nak. Cinta itu berkaitan dengan perasaan. Saling mengerti, memahami,
menyayangi. Kau tahu pelangi, bukan ? Terkadang datang seusai hujan. Tapi tidak
pasti. Semacam pancaroba. Pelangi terlihat begitu indah dan memukau. Mereka
elok dengan berbagai warna walaupun kadang tak lengkap. Sama seperti cinta yang
datang semau mereka. Egois memang, tapi sempurna. Cinta datang tanpa bisa di
tebak menitnya. Tapi sekali dia datang, kau pasti terpana. Mereka memberikanmu
keajaiban dan kebahagiaan. Bahkan dari hal kecil sekalipun. Tapi, Nak, kau
pasti tahu bahwa pelangi juga akan redup dan hilang. Sama seperti cinta.
Mengapa ? Karena memang fana ini bukan tempat untuk abadi”
“Tapi, Bu.
Bukankah cinta tidak selalu indah ? Cinta juga punya sisi buruknya bukan?”
“Betul
sekali. Semuanya proporsional. Tidak hanya keindahan. Ada rotasi di mana cinta
seperti pelangi. Tapi ada kalanya juga cinta seperti petir. Menyambar,
menakutkan. Kita harus siap berkorban dan kehilangan. Terutama merelakan. Nak,
yang paling penting dalam cinta adalah memahami. Paham dengan kebahagiaan dan
paham dengan kesedihan. Kalau kau
mencintai seseorang, ajaklah dia terbang. Melihat apa saja yang indah. Bangun
rumah kalian bersama. Jangan hanya seorang. Berbagilah dan pikirkan bersama. Juga
waspada dengan apa saja yang bisa menghancurkan kalian. Jaga baik-baik dan
pertahankan. Jangan malah ajak dia terbang kemudian kau jatuhkan. Itu yang
membuat cinta menjadi gagal dan menyakitkan. Kau paham ?”
“Ya, Bu. Cinta memang istimewa, berlian, pelangi dan
petir. Terima kasih, Bu” jawabku puas.
Hm.. Percakapan
penutup senja kali ini berkenalan dengan apa itu cinta. Semoga saja, sekalipun
ada petir yang menyambar kisahku nanti, pelangi akan tetap membuat ku tegar dan
berlian membantu ku bersinar kembali.
Terima kasih, Cinta. Terima kasih, Senja.
Wednesday, February 27, 2013
Bukannya Tidak Menghargai Plasenta
bukannya tidak menghargai plasenta.
tetesan darah atau malah menghiraukan berbagai kontraksi
hingga akhirnya aku ada
yang hanya tinggal membeli udara tanpa kredit, gratis
kecil. tumbuh.
cekakak cekikik menatap boneka
anggun, dan pasti bebas perkara
penuh maklum
lalu gadis.
sedih kecewa bahagia adalah santapan hidup
tidak lagi merdeka
be-revolusi.
penuh maklum menjadi memaklumi
bebas perkara menjadi dasar perkara
tapi belum beropini
hanya terkadang di hujat
ini-itu. sentakan. terkadang manja.
bukannya tidak menghargai plasenta.
paham, pemahaman, memahami
aku membutuhkan tiga asas
demi satu senyuman
hanya itu
tetesan darah atau malah menghiraukan berbagai kontraksi
hingga akhirnya aku ada
yang hanya tinggal membeli udara tanpa kredit, gratis
kecil. tumbuh.
cekakak cekikik menatap boneka
anggun, dan pasti bebas perkara
penuh maklum
lalu gadis.
sedih kecewa bahagia adalah santapan hidup
tidak lagi merdeka
be-revolusi.
penuh maklum menjadi memaklumi
bebas perkara menjadi dasar perkara
tapi belum beropini
hanya terkadang di hujat
ini-itu. sentakan. terkadang manja.
bukannya tidak menghargai plasenta.
paham, pemahaman, memahami
aku membutuhkan tiga asas
demi satu senyuman
hanya itu
Sunday, January 13, 2013
empatcentimeter ?
entah apa sebutan untuk mereka para manusia yang bisa menenangkan hati dengan sekejap, tanpa harus mengucap permintaan itu. entah apa sebutan untuk mereka para manusia yang bisa selalu membuat senyum kita merekah 2cm ke kanan dan ke kiri lebih lebar dari biasanya. entah apa dan bagaimana itu, tapi aku menyebutnya, 'empat centimeter'
Tuhan pasti punya alasan kenapa di antara milyaran manusia ciptaanNya, kita di pertemukan dengan si A, si B, si C dan lainnya. mungkin 'empat centimeter' punya ku seperti penawar sakit saat aku mulai lelah untuk menopang tubuh sendirian.
Aku ber-terima kasih, karena Tuhan telah mengirimkan mereka untuk ku.
Berawal dari ketidaksengajaan tapi bisa berubah menjadi kebahagiaan.
Ekspresi senang, sedih, kecewa, marah, semua pernah tertuang dalam kisah 'empat centimeter' ku.
Aku mulai mengerti, bagaimana rasanya di lindungi dengan tulus. bagaimana rasanya ditertawakan dengan layak. dan bagaimana rasanya merasakan kebahagiaan tanpa sandiwara.
pict : foto buat Japran
pict : still FBI
pict : with Nobel
pict : with Japran
pict : with Akang
Tuhan, jalinan persahabatan ini sungguh indah. Bantu kami menjaganya :)
seperti hidup kembali
rasanya seperti hidup kembali, setelah sekian lama saya menghilang dari peredaran dunia blogger. entah apa yang membuat saya rindu pada sebuah blog. mungkin blog adalah salah satu tempat curhat saya ketika banyak seonggok daging berjalan dan bernama itu menghilang. dan menurut saya, dunia maya sepertinya teman paling setia. walaupun hanya diam tanpa memberikan komentar apapun, setidaknya dia dapat membuat kita sedikit bernafas lega.
rasanya seperti hidup kembali, ketika saya mulai belajar untuk menulis lagi. entah itu hanya sebuah omelan, cerita sehari-hari, puisi dan kawan-kawannya itu. bagaimana menata bahasa dengan baik walaupun isinya belum tentu baik. kembali pada cita-cita awal saya yang sebenarnya terobsesi menjadi penulis. entah penulis apa dan apa yang mau ditulis. tapi saya selalu kagum terhadap seorang 'penulis'. bagaimana mereka memiliki tingkat imajinasi yang kadarnya berlebih. walaupun terkadang hidup seorang 'penulis' seperti berada dalam gubuk derita yang selalu dilecehkan sana sini karna hanya bisa menulis. dan banyak orang yang melecehkan penulis karena uang. tidak banyak sen yang mereka dapat ketika mereka menjadi penulis. persetan dengan orang yang hanya bisa melecehkan itu. karena mereka tidak pernah tahu bagaimana sebenarnya penulis bekerja keras untuk karyanya. penulis berkarya bukan karna tiap sen atas pikiran mereka. tapi karena setiap jiwa dan raga penulis selalu berpacu pada sebuah karya dengan estetika yang mampu mengguncang. naluri mereka merasa bahagia ketika mereka bisa menulis dan berkarya. dan saya selalu percaya kalimat "whatever you do, good or bad, people always have something negative to say". karena itulah yang terjadi pada tiap orang termasuk penulis.
rasanya seperti hidup kembali, ketika baru di awal saja saya sudah bisa berbicara sepanjang ini. entah memiliki pembaca atau tidak. setidaknya hati saya sudah bersuara. terima kasih :)
Subscribe to:
Posts (Atom)